Tuesday, November 5, 2019

Mari Ber-Muhammadiyah Dengan Rendah Hati dan Militansi

Saya benar-benar belajar bahwa ketika dikatakan bahwa KH Ahmad Dahlan melakukan tajdid hanya mencakup urusan akidah dan pendidikan dan tidak menyangkut hukum (fiqih) saya jadi lebih tahu bahwa betapa kelirunya kalimat itu. Kerana seperti dikatakan oleh murid termudanya yang bernama KRH. Hadjid bahwa KH Ahmad Dahlan sepanjang hidupnya telah memberantas beberapa perilaku bid’ah yang dilakukan ummat yang berkaitan dengan fikih (hukum Islam), antara lain, sebagai berikut:

1. Shadaqah yang bernama surtanah, ketika ada orang yang meninggal, selamatan 3 hari, baca tahlil tiap-tiap malam ketika ada orang meninggal sampai 7 hari, elamatan 40 hari, 100 hari, satu tahun, seribu hari (nyewu) dan bacaan tahlil 70.000,- untuk menebus dosa dan haul (tahun ulang kematian) dengan baca tahlil, membaca Laa Ilaaha Illallah di muka jenazah dengan suara keras;
2. perayaan 10 asyura dengan mengadakan mandi (padusan), dan pergi mengirimkan doa ke kuburan. Dan tiap nishfu sya’ban mengadakan bacaan-bacaan yang tidak ada dalilnya dari sunnah;
3. shalat qabliyah 2 rakaat sebelum shalat jum’ah, dlsb; 
[Lihat Budi Setiawan dan Arief Budiman, (Editor) KRH. Hadjid, Pelajaran KHA Dahlan, 7 Falsafah Ajaran dan 17 Kelompok Ayat Al-Qur’an, (Yogyakarta:LPI PPM, 2008), hlm. 100-101.]

Bahwa KH Ahmad Dahlan semasa hayatnya masih tunaikan shalat dengan qunut dan tunaikan shalat qaiyamu ramadlan 23 rakaat boleh jadi Kyai belum meneliti kekuatan dalil qunut dan belum temukan dalil terkuat terkait shalat qiyamu ramadlan. Itu sama sekali tidak meruntuhkan spirit tajdid yang disemburatkannya yang kemudian diejawantahkan KH Mas Mansur dengan pendirian Majelis Tarjih yang hanya beberapa tahun setelah berdirinya memastikan shalat malam 11 rakaat dan shalat shubuh tanpa qunut.
(Lihat Buku HPT dalam berbagai edisinya). 

Saya pun buka file tercecer dan tambah pengetahuan bahwa selama hayat KH Dahlan sudah menggunakan hisab. Itu bukan saja ditunjukan koreksinya tentang arah kiblat tetapi diisyaratkan informasi yang menyebutkan bahwa Kyai pernah minta idzin kepada Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat untuk berbedza lebaran karena berdasarkan perhitungan hisab yang dilakukannya diperoleh hasil 1 hari lebih awal dari Kalender yang dikeluarkan Keraton (Prof Susiknan Azhari, 2010). 
Oleh:
Wawan Gunawan Abdul Wahid
Alumni Angkatan Pertama PP Darul Arqam Muhammadiyah Garut (1978-1984)
Kadiv Kajian Kemasyarakatan dan Keluarga MTT PP Muhammadiyah

Sejarah Awal Muhammadiyah yang Terlupakan

Perkumpulan Muhammadiyah didirikan pada tanggal 18 November 1912 dan baru mendapat persetujuan dari Gubernur Jenderal Belanda di Jakarta pada tanggal 22 Agustus 1914. Al-Habib Abdullah bin Alwi Alattas seorang staf Jamiat Kheir sangat berperan dalam usaha Ahmad Dahlan menghadapi kegiatan Missi dan Zending di Jawa ini, ia memberikan bantuan keuangan untuk berdirinya perkumpulan Muhammadiyah.

Memang pada awalnya perkumpulan ini didirikan sebagai reaksi terhadap kondisi umat Islam di Hindia Belanda terutama di Jawa ketika itu yang dinilai tidak mampu menghadapi tantangan zaman karena lemah dalam berbagai bidang kehidupan. Menurut Hamka, ada tiga faktor yang melemahkan umat Islam, yang dinilai Ahmad Dahlan agak memprihatinkan, yaitu:
1. Keterbelakangan atau kebodohan
2. Kemiskinan
3. Dan kondisi pendidikan Islam yang sangat kuno.
Sehingga tidak mampu mengantisipasi dan bersaing dengan sekolah-sekolah Missi dan Zending.
Menurut Harun Nasution, motivasi lain yang juga menjadi pendorong Ahmad Dahlan, adalah ide-ide Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha yang terdapat dalam majalah al-Manar. Majalah ini juga menjadi salah satu bacaan Ahmad Dahlan terutama sekembali dari tanah suci.
Ahmad Dahlan memberi perhatian besar pada pengajaran dan pendidikan serta menghindari keterlibatan dalam politik praktis. Tujuan ini sama dengan tujuan didirikannya perkumpulan Jamiat Kheir yang menekankan masalah sosial dan pendidikan. Pada Anggaran Dasar Muhammadiyah tahun 1921 tujuan dari perkumpulan ini, yang terdapat pada artikel 2 dan 3 menekankan kepada pengajaran dan pendidikan.
Setelah delapan tahun berdiri, Muhammadiyah telah tersebar ke seluruh pulau Jawa bahkan seluruh Indonesia. Di tiap-tiap cabang didirikan sekolah-sekolah Muhammadiyah. Sekolah-sekolah tersebut terdiri atas sekolah Diniyyah yang khusus mengajarkan agama dan sekolah-sekolah model pemerintah yang memberikan pengajaran agama dan pengajaran umum.
Dilihat dari kurikulum pengajarannya, menampilkan kesan bahwa integrasi materi pengajaran ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum, mencerminkan model kurikulum yang telah dirintis oleh perguruan Islam sebelumnya, terutama Jamiat Kheir diterapkan dalam persyarikatan Muhammadiyah.
Pengaruh Jamiat Kheir terhadap Ahmad Dahlan memang terlihat dari pemikirannya tentang pendidikan Islam. Beberapa pernyataan memberi informasi bahwa Ahmad Dahlan menjadi anggota ke-770 Jamiat Kheir. Dalam pengantar buku “Thariqah menuju Kebahagiaan”, al-Habib Muhammad al-Bagir menulis:
“Tertarik kepada ide-ide pembaharuan yang timbul dalam Jamiat Kheir ini, dan yang digambarkan sebagai penggerak Dunia Islam Baru yang pertamakali di Indonesia, khususnya di pulau Jawa, banyak tokoh agama dan nasional mencatatkan diri sebagai anggotanya. Diantara mereka inilah terdapat tokoh-tokoh yang kemudian mendirikan perkumpulan-perkumpulan seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Sarekat Islam dan Budi Utomo. Tercatat sebagai anggota antara lain KH. Ahmad Dahlan sebagai anggota nomor 770. Dari sanalah mereka mengenal bacaan-bacaan kaum reformis Islam yang didatangkan dari luar negeri.”
Menurut Karel A. Steenbrink, KH. Ahmad Dahlan bukanlah seorang teoritikus dalam bidang agama. Dia lebih bersifat pragmatikus yang sering menekankan semboyan kepada murid-muridnya: “Sedikit bicara, banyak bekerja”. Dia juga merupakan salah seorang murid ulama Syafi’i, Syaikh Ahmad Khathib Sambas yang terkenal di Mekkah.
KH. Ali Musthafa Ya’kub mengatakan bahwa Ahmad Dahlan melakukan shalat Tarawih dua puluh rakaat, sebagaimana hal tersebut dilakukan oleh KH. Hasyim Asy’ari dan pengikut madzhab Syafi’i di Indonesia.
Bahkan saking dekatnya ikatan emosional KH. Ahmad Dahlan dengan Ahlul Bait, beliau menyarankan bahwa segeralah membentuk organisasi otonom kaum perempuan Muhammadiyah dan nama yang diusulkan beliau adalah Fathimah. Beliau beralasan yang paling pas nama yang disandingkan di sisi Rasulullah Saw. dalam perjuangan dan dakwah Islam adalah putri tercinta Nabi Saw.
Sayyidah Fathimah dan para pengikutnya dinamakan Fathimiyah. Akan tetapi terjadi perdebatan di antara sahabat dan pengurus awal Muhammadiyah mengenai nama Fathimah atau Aisyiyah. Suara terbanyak menginginkan nama Aisyiyah sehingga dinamakanlah organisasi otonom (ortom) itu dengan Aisyiyah.
Sebelum mendirikan Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan bergabung terlebih dahulu dengan Jamiat Khair, gerakan pembaharu Islam pertama di Indonesia berdiri tahun 1901. Melalui organisasi ini KH. Ahmad Dahlan berkenalan dengan Syaikh Ahmad Surkati (pendiri al-Irsyad) dan al-Habib Abdullah Alattas yang sudah lebih dulu mengenal gagasan pembaharuan Islam serta memiliki akses terhadap publikasi gagasan-gagasan pembaruan Islam di Timur Tengah.
Inilah yang melatarbelakangi ketertarikan KH.Ahmad Dahlan bergabung dengan Jamiat Khair. Organisasi inilah yang mengilhaminya untuk membangun organisasi Islam berwawasan modern.
Tekanan dari penjajah Belanda berpengaruh besar terhadap pergerakan umat Islam di Nusantara. Untuk mengembalikan pergerakan umat Islam ke jalan yang benar, para pengikut pemikiran Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh membawa gerakan pembaharuan melalui pan islamismenya di Kampung Pekojan. Perjuangan dua tokoh ini bak gayung bersambut dan dilaksanakan oleh pejuang Islam tanah air yang kemudian melahirkan sebuah organisasi Islam di Pekojan pada tahun 1901. Organisasi ini diberi nama Jamiat Khair. Didirikan oleh al-Habib Ali Shahab dan al-Habib Idrus Shahab. Organisasi ini tidak bergerak di bidang politik tetapi menitikberatkan pada semangat pembaruan melalui lembaga pendidikan modern.
Meski membangun basis perjuangan melalui pendidikan, Jamiat Khair tidaklah berbentuk sekolah agama melainkan sekolah dasar biasa dengan kurikulum modern. Para siswa tidak melulu diajarkan materi agama tetapi juga materi umum seperti berhitung, sejarah atau ilmu bumi. Rasa nasionalisme mulai dipupuk di organisasi ini. Hal itu terlihat dari penggunaan bahasa Melayu sebagai pengantar dan bukan bahasa Belanda.
Selain itu, organisasi ini juga mewajibkan siswanya mempelajari Bahasa Inggris sebagai pengganti Bahasa Belanda. Sedangkan bahasa Arab dipelajari sebagai pengantar untuk materi keIslaman. Organisasi ini juga tidak membedakan golongan ataupun status seperti yang dilakukan Belanda. Ini lantaran siswa yang belajar tidak hanya golongan keturunan Arab tetapi juga warga bumiputera.
Jamiat Khair juga berperan atas masuknya unsur-unsur modern dalam masyarakat Islam, misalnya keberadaan anggaran dasar, daftar anggota, rapat-rapat berkala dan mendirikan sekolah dengan cara-cara modern. Kelak di kemudian hari organisasi ini menghasilkan tokoh KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) dan HOS. Tjokroaminoto (pendiri Syarikat Islam) dan organisasi keIslaman lain di Nusantara.
Wawasan keberagamaan KH. Ahmad Dahlan mengedapankan sikap inklusivitas, pluralitas dan relativitas dalam memandang sebuah pemahaman kebenaran. Kepribadian KH. Ahmad Dahlan ini sangat mewarnai corak penampilan Muhammadiyah pada fase-fase awal.
Dapat kita cermati, bahwa KH. Ahmad Dahlan merupakan orang yang terbuka, respek, toleran, moderat dan serba ingin tahu. Rickes menggambarkan kepribadian KH. Ahmad Dahlan tersebut sebagai berikut:
“Dahlan was a kind of Indonesia of the Calvinist ethic, an energetic, militant, intelligent man some forty year of age, obviously with some Arab blood and stricly orthodox but with a trace of torelance”.
Maka tidak mengejutkan bila dalam pidato terakhir bulan Desember 1922, sebelum meninggal dunia, KH. Ahmad Dahlan menyatakan bahwa problem utama mengapa umat Islam lemah dan sulit bekerjasama ialah karena setiap orang, pemimpin dan kelompok merasa paling benar sendiri dan menganggap segala yang datang dari orang lain, apalagi yang memusuhi, selalu salah, buruk dan jahat. Pesan pidato KH.Ahmad Dahlan tersebut diabadikan Charles Kurzman (2002) di bawah judul “The Unity of Human Life”.
Setelah KH. Ahmad Dahlan wafat pada usia 54 tahun di Yogyakarta, 23 Februari 1923 M dan dimakamkan di Karangkajen, Yogyakarta, salah satu pemimpin Muhammadiyah selanjutnya adalah KH. Mas Manshur, atas idenya Muhammadiyah mendirikan Majelis Tarjih pada tahun 1927, sehingga dengan berdirinya Majelis Tarjih, gerak langkah Muhammadiyah dalam menimbang hukum agama tidak lagi bertaklid kepada satu madzhab dan lebih jelasnya bahwa Muhammadiyah tidak bermadzhab Syafi’i.
KH. Ahmad Dahlan banyak membaca buku-buku dan majalah-majalah agama dan umum, banyak bergaul dengan berbagai kalangan, selama perjalanannya, terutama dengan orang-orang Arab, sehingga ide-idenya bertambah dan berkembang terus. Salah satu kitab yang digemarinya adalah kitab al-Qashaid al-Atthasiyah karya al-Habib Abdullah Alattas.
Meskipun tidak terhitung sebagai ulama besar yang luar biasa ilmunya, tetapi beliau mempunyai hati yang bersih, berjuang karena Allah semata, jauh dari sifat takabur dan ujub, jauh dari kecintaan terhadap kemewahan dunia dan menghindari perdebatan masalah khilafiyah yang tidak membawa manfaat. Selama beliau hidup, Muhammadiyah mengalami masa yang tentram dan damai, jauh dari hiruk pikuk perdebatan masalah-masalah khilafiyah.
Setelah KH. Ahmad Dahlan meninggal, perkumpulan Muhammadiyah disemarakkan banyaknya diskusi-diskusi keagamaan oleh anggotanya baik secara pribadi dalam pertemuan-pertemuan maupun melibatkan perkumpulan, seperti yang terjadi pada kongres Islam di Surabaya tahun 1924. Topik utama yang didiskusikan dalam kongres ini antara lain adalah masalah ijtihad di seputar ajaran Muhammadiyah dan al-Irsyad.
Diantara keputusan penting yang dihasilkan dalam kongres ini adalah bahwa Muhammadiyah dan al-Irsyad tidak sama dengan orang-orang Wahabi, bahwa kedua organisasi ini tidak dianggap menyimpang dari madzhab-madzhab hukum Islam, dan mereka yang melakukan tawassul tidak dianggap kafir.
Setelah terjadi perdebatan panjang, hangat dan tajam dalam kongres, para pemimpin muslim yang hadir sepakat bahwa pintu ijtihad masih terbuka dan dapat dilakukan oleh mereka yang memahami bahasa Arab dan menguasai teks-teks al-Quran dan Hadits, menguasai ijma’ ulama, mengetahui para perawi hadits dan riwayat mereka, dan mengetahui alasan-alasan turunnya al-Quran dan dikeluarkannya matan-matan hadits.
Muhammadiyah selalu terbuka dan terus berkembang, termasuk dalam hal keputusan Tarjih. Hal ini karena dalam penentuan sebuah keputusan Tarjih diambil dengan cara mencari yang paling kuat dasarnya, bahkan bisa terjadi tidak sejalan dengan praktik yang dilakukan pendirinya, KH. Ahmad Dahlan. Demikian dikatakan Dr. Yunahar Ilyas di tengah Pengajian Mahasiswa, kamis (7/02/2008) di Kantor PP Muhammadiyah, Jl. Cik Di Tiro Yogyakarta.
Menurut Ketua PP Muhammadiyah tersebut: “KH.Ahmad Dahlan pada masa hidupnya banyak menganut fiqh madzhab Syafi’i, termasuk mengamalkan Qunut dalam shalat Shubuh dan shalat Tarawih 20 rakaat. Namun, setelah berdiriya Majelis Tarjih pada masa kepemimpinan KH. Mas Manshur, terjadilah revisi-revisi setelah melakukan kajian mendalam, termasuk keluarnya Putusan Tarjih yang menuntunkan tidak dipraktikkannya doa Qunut di dalam shalat Shubuh dan jumlah rakaat shalat Tarawih menjadi sebelas rakat. Ini wujud keterbukaan Muhammadiyah yang tidak fanatik”, tegas Dr. Yunahar.
Dr. Yunahar lebih lanjut berkisah bahwa dahulu ketika Ahmad Dahlan muda bermukin di Makkah, sempat belajar kepada Syaikh Ahmad Khatib yang saat itu juga bersama Hasyim Asy’ari yang kemudian menjadi salah satu pendiri Nadhatul Ulama. Karena Syaikh Ahmad Khatib adalah seorang ulama bermadzhab Syafi’i, maka praktik ibadah KH. Ahmad Dahlan banyak yang mengikuti fiqh madzhab Syafi’i.
Hanya saja, karena KH. Ahmad Dahlan mendapat tugas dari Syaikh Ahmad Khatib untuk mempelajari al-Manar, karya Rasyid Ridha, maka KH. Ahmad Dahlan terpengaruh juga dengan pemikiran Rasyid Ridha yang menekankan tidak bermadzhab. “Contohnya, bila ada satu masalah yang kuat dasarnya Madzhab Syafi’i yang dianut Madzhab Syafi’i, kalau suatu masalah kuat Madzhab Hanafi, yang dianut Madzhab Hanafi”, terang Dr. Yunahar. Hal inilah yang kemudian dianut Muhammadiyah, termasuk dalam pengambilan Putusan Tarjih.
Ringkasan Kitab Fiqih Muhammadiyyah, penerbit Muhammadiyyah Bagian Taman Poestaka Jogjakarta, jilid III, diterbitkan th 1343 H (sekitar th 1926):
1. Niat shalat pakai “Ushalli Fardha...” (halaman 25).
2. Setelah takbir membaca “Allahu Akbar Kabiran Walhamdulillahi Katsira...” (halaman 25).
3. Membaca surat al-Fatihah memakai bacaan “Bismillahirrahmanirrahim” (halaman 26).
4. Setiap shalat Shubuh membaca doa Qunut (halaman 27).
5. Membaca shalawat dengan memakai kata “Sayyidina”, baik di luar maupun dalam shalat (halaman 29).
6. Setelah shalat disunnahkan membaca wiridan: “Istighfar, Allahumma Antassalam, Subhanallah 33x, Alhamdulillah 33x, Allahu Akbar 33x” (halaman 40-42).
7. Shalat Tarawih 20 rakaat, tiap 2 rakaat 1 salam (halaman 49-50).
8. Tentang shalat & khutbah Jum’at juga sama dengan amaliah NU (halaman 57-60).

Refferensi:
• “Kitab Fiqih Muhammadiyyah” karya KH. Ahmad Dahlan.
• “Muhammadiyah Gerakan Reformasi Islam di Jawa pada Awal Abad ke-20” karya Jainuri.
• “Riwayat Hidup KH. Ahmad Dahlan Amal Perjuangannya” karya Junus Salam.
• “Hadits-hadits Bermasalah” karya KH. Ali Mustafa Ya’kub.
• Buku karya Karel A. Steenbrink
• Buku karya Deliar Noer
Sya’roni As-Samfuriy, Indramayu 5 Rabi’ul Awwal 1434 H

Sumber: Facebook

Tuesday, July 12, 2016

Bisakah Kita Hidup Tanpa HP?


Bertamu, main HP…
Ngaji, main HP…
Terima tamu, main HP…
Bekerja, main HP…
Belajar, main HP…
Sambil makan, main HP…
Di tengah keluarga, main HP…
Kiamatlah duniamu tanpa HP…
Kadang terlihat dua orang saling duduk berhadapan, tidak berbicara sama sekali, karena salah satu atau keduanya sibuk main HP. Kalaupun harus bicara akhirnya tidak nyambung dan muncul sikap tidak lagi peduli.
Punya masalahpun bukan lagi mendatangi keluarga yang dekat, tetapi membahas di sosmed rasanya lebih 'afdhal'.
Manusia menjadi 'ada tapi tiada'
sahabat.. Jasad - jasad yang telah menjadi zombie berkeliaran. Hidupnya hanya seputar dunia dalam ponselnya.
Basahnya embun pagi…
Hangatnya matahari pagi…
Jabat erat tangan sahabat telah hilang dan diganti dengan gambar - gambar mati pada ponsel…
Gerak petualangan akan hebatnya bumi juga sudah diganti hanya dengan gerakan telunjuk dan jempol..
Hidup dalam kematian itu adalah keniscayaan, tapi mati dalam kehidupan itu pilihan.
Maka bangunlah, hiduplah sebagaimana manusia itu hidup.
Saat suami/istri datang, simpan HPmu !
Saat anak bercerita, simpan HPmu !
Saat ibu bapak bicara, simpan HPmu !
Saat tamu berkunjung, simpan HPmu !
Saat rumah bau berantakan, simpan HPmu
Perhatikan duniamu dengan seksama.Sebab nikmat Ilahi ada di sana.
Hiduplah !!
Engkau belum mati,, tapi sudah bertingkah seperti mayat.
Moga-moga kita tidak seperti itu ...


Saturday, June 11, 2016

Kisah Bonus Uang 150 Juta


Sebelum pulang kantor, sang suami menelpon istrinya, "Sayang, alhamdulillah, bonus akhir tahun dari perusahaan sudah turun, Rp. 150 juta." Di ujung telpon, sang istri tentu saja mengungkapkan rasa syukurnya, "Alhamdulillah, semoga barokah ya mas".

Sejak beberapa bulan yg lalu mereka sudah merencanakan beli mobil sederhana untuk keluarga kecilnya. Dan uang yg turun mereka rasa cukup pas sesuai budget.

Namun dalam perjalanan pulang, dia ditelp oleh ibunya di kampung, "Nak, kamu ada tabungan? Tadi ada orang datang ke rumah. Ternyata almarhum ayahmu punya hutang ke dia cukup besar, Rp. 50 juta." Tanpa pikir panjang, ia pun bilang ke ibunya, "Iya, Bu, insyaAllah ada." Dalam perjalanan pulang ia pun sambil berpikir, "Nggak apa-apa lah, masih cukup untuk beli mobil yg 100 jutaan. Mungkin ini lebih baik."

Ia pun melanjutkan perjalanan. Belum tiba di rumah, HP-nya kembali berdering. Seorang sahabat karibnya semasa SMA tiba-tiba menghubunginya sambil menangis. Sahabatnya itu sambil terbata mengabarkan bahwa anaknya harus segera operasi minggu ini. Banyak biaya yg tidak bisa dicover oleh asuransi kesehatan dari pemerintah. Tagihan dari rumah sakit Rp. 80 juta.

Ia pun berpikir sejenak. Uang bonusnya tinggal 100 juta. Jika ini diberikan kepada sahabatnya, maka tahun ini ia gagal membeli mobil impiannya. Tapi nuraninya mengetuk, "Berikan padanya. Mungkin kamu memang jalan Allah untuk menolong sahabatmu itu. Mungkin ini memang rezekinya yang datang melalui perantara dirimu." Ia pun menuruti panggilan nuraninya.

Setibanya di rumah, ia menemui istrinya dg wajah yg lesu. Sang istri bertanya, "Kenapa, mas? Ada masalah? Nggak seperti biasanya pulang kantor murung gini?" Sang suami mengambil napas panjang, "Tadi ibu di kampung telp, butuh 50 juta untuk bayar utang almarhum bapak. Nggak lama, sahabat abang juga telp, butuh 80 juta untuk operasi anaknya. Uang kita tinggal 20 juta. Maaf ya, tahun ini kita nggak jadi beli mobil dulu."

Sang istri pun tersenyum, "Aduh, mas, kirain ada masalah apaan. Mas, uang kita yg sebenarnya bukan yg 20 juta itu, tapi yg 130 juta. Uang yg kita infakkan kepada orang tua kita, kepada sahabat kita, itulah harta kita yg sesungguhnya. Yg akan kita bawa menghadap Allah, yg tidak mungkin bisa hilang jika kita ikhlas. Sedangkan yg 20 juta di rekening itu, masih belum jelas, benaran harta kita atau akan menjadi milik orang lain."

Sang istri pun memegang tangan suaminya, "Mas, insyaAllah ini yg terbaik. Bisa jadi jika kita beli mobil saat ini, justru menjadi keburukan bagi kita. Bisa jadi musibah besar justru datang ketika mobil itu hadir saat ini. Maka mari baik sangka kepada Allah, karena kita hanya tahu yg kita inginkan, sementara Allah-lah yg lebih tahu apa yg kita butuhkan."


Catatan : Kisah ini mungkin hanya fiktif tetapi bisa kita ambil hikmahnya

Wednesday, June 8, 2016

Shalat Tahajjud?? Ayo Aja!


"Sesungguhnya shalat malam itu dapat memberikan sinar yang tampak di wajah dan membaguskannya. Ada sebagian istri yang memperbanyak pelaksanaan shalat malam. Ketika ditanyakan kepada mereka mengenai hal tersebut, mereka menjawab, Shalat malam itu dapat membaguskan wajah dan kami senang jika wajah kami menjadi lebih bagus." (Ibnul Qayyim)

Kenapa sih Shalat Tahajjud?

1. Agar diangkat ke tempat yang terpuji sama Allah SWT.
"Dan pada sebagian malam hari bertahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji." (QS Al-Israa : 79)

2. Bisa deket sama Allah SWT, plus…dihapusin dosa2 kamu.
"Hendaklah kalian melaksanakan shalat malam karena shalat malam itu merupakan kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian, ibadah yang mendekatkan diri kepada Tuhan kalian, serta penutup kesalahan dan penghapus dosa." (HR. Tirmidzi, Al Hakim, Baihaqi)

3. Termasuk orang yang mulia lho…
Jibril berkata, "Hai Muhammad, kemuliaan orang beriman ada dengan shalat malam. Dan kegagahan orang beriman adalah sikap mandiri dari bantuan orang lain." (Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no. 831)

4. Dipuji Allah SWT dan dimasukkan kedalam kelompok hamba-Nya yang baik-baik.
"Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka." (QS. Al-Furqan: 63-64)

5. Surga, here I come!!!
"Wahai manusia, sebarkanlah salam, beri makanlah, sambung tali kasih, shalat malamlah saat orang pada terlelap, maka masuklah surga dengan selamat." (HR. Al-Hakim, Ibnu Majah, At-Tirmizy)

6. Termasuk kebiasaan orang-orang shalih, penghapus keburukan, pencegah dosa dan penangkal penyakit di badan lho.
"Hendaklah kamu melaksanakan qiyamullail karena qiyamullail itu adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kita, sarana pendekatan kepada Allah, penghapus keburukan, pencegah dosa dan penangkal penyakit di badan." (HR. A-Tabarani dan Al-Hatsami)

7. Saat dikabulkannya do’a nih!
"Sesungguhnya pada waktu malam ada satu saat (waktu). Seandainya seorang Muslim meminta suatu kebaikan didunia maupun diakhirat kepada Allah SWT, niscaya Allah SWT akan memberinya. Dan itu berlaku setiap malam.” (HR Muslim)


"Allah SWT turun ke langit dunia setiap malam pada sepertiga malam terakhir. Allah SWT lalu berfirman, Siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya Aku kabulkan! Siapa yang meminta kepada-Ku niscaya Aku beri! Siapa yang meminta ampun kepada-Ku tentu Aku ampuni. Demikianlah keadaannya hingga fajar terbit." (HR. Bukhari dan Muslim).

Kisah Inspiratif dari Waroeng Steak Mas Jody


Nah Sore ini Gue mau Ceritakan kesuksesan Owner WS (warung steak):
Silahkan simak,Gak Baca Rugi !...

Berbicara warung steak and shake WS tak lepas dari sosok jody brotosusena pria kelahiran 1974 sebagai pendiri dan pemiliknya.
Bukan kesuksesan usahanya yang membuat orang berdecak kagum... toh di luar sana masih banyak sosok pengusaha sukses yang melebihi dia. Tapi kesederhanaan dan kepeduliannya yang membuat orang layak angkat topi untuknya...

di bulan April 2 tahun yg lalu mataku terantuk pada sebuah baliho besar di sebuah pertigaan di jogja. Di situ tertulis besar besar bahwa hasil transaksi warung steak and shake WS pada tgl 27 APRIL seluruhnya akan disedekahkan. Antara percaya dan tdk percaya.... dan pastilah pemiliknya bukan orang biasa tapi sangat luar biasa mengingat warung steak WS tidak hanya satu tapi ada puluhan yg tersebar di seluruh Indonesia.
Rasa penasaran membuat aku datang lagi ke Jogja untuk mencari sosok pemiliknya... ingin belajar konsep hidup darinya yg membuat dia bisa melakukan semuanya...

Orang bilang ada kemauan di situ ada jalan... berkat perantara seorang teman akhirnya kami di pertemukan dengannya di masjid nurul asri gejayan yang sedang beliau bangun.
Kami dipertemukan di tengah keramaian orang2 yg sedang mendengarkan pengajian untuk buka bersama puasa senin kamis yang rutin diselenggarakan oleh beliau di masjid itu...

Sosoknya sederhana meski dia orang kaya... jika omset 1 outlet per bulan 500 jt dikalikan dengan 80 out let kira2 berapa penghasilan dia. Karyawan yg bekerja di out let dia yg berjumlah 1000 orang ada kuwajiban untuk menghafal Al Quran dan ketika sudah hafal 1juz maka akan diberangkatkan umroh. Karyawan juga dikondisikan untuk sholat dhuha dan sholat tepat pada waktunya... hal itu rahasia dibalik kesuksesannya. Salah satu out let yg dia punya seluruh keuntungannya disedekahkan untuk membiayai santri2 tahfid yg ada. Rumah rumah penduduk yg ada di sekitar masjid sekarang jadi pesantren tahfid yg dihuni mahasiswa secara gratis. Saat itu beliau sedang membangun tower tahfid senilai 70 milyar... sebuah nilai yg cukup mencengangkan. Tapi ada hal yg lebih mencengangkan lagi dari dia yaitu tentang konsep pendidikan untuk anak anaknya...di saat orang lain sibuk menumpuk harta utk masa depan anak2 dan cucu2nya dia justru sebaliknya, seluruh usahanya akan diwakafkan jika dia dan istrinya telah tiada... cukup ilmu dan iman yang akan dia wariskan untuk ke 4 anaknya... hal yg tidak mudah dilakukan oleh org tua dimanapun berada yg selalu ingin membahagiakan anak anaknya...

Beliau telah memberi contoh kepada kita meski harta ada digenggamannya tapi tidak tersimpan di hatinya. Beliau tahu betul untuk apa Allah memberi kemurahan rezeki kepadanya... beliau menyadari beliau hanya perantara dan semua bukan miliknya...

Hal itu sebuah pelajaran nyata yang ada di hadapan kt.. mungkin kemampuan kita tidak bisa menyamai beliau tapi yang penting ada upaya kita untuk menunjukkan kepedulian, ada kemauan kita untuk berkorban dan ada upaya kita untuk keluar dari egosentris yang hanya berpikir untuk diri sendiri dan keluargannya. Kita tidak harus seperti abu bakar yang menyedekahkan seluruh hartanya hingga hanya Allah dan Rosulnya yg disisakan untuk keluarganya, juga tidak harus seperti usman dan umar yang menyedekahkan separoh hartanya. Tapi kemampuan kita mungkin hanya sebatas seperti sahabat lain yang hanya mampu mensedekahkan setengah zak kurma atau bahkan sebatas pikiran dan tenaga... Sedekah itu bukan untuk kepentingan Allah tapi untuk kepentingan kita untuk melindungi diri kita dari api neraka.

"Berlindunglah dari api neraka sekalipun hanya dengan sedekah sebutir kurma" (HR.Muslim)

Esensi Sedekah bukan soal jumlah tapi disitu ada semangat untuk berkorban secara maksimal...

Berkorban adalah manifestasi cinta dan kesungguhan, hal itu yg dituntut oleh Allah dari diri kita untuk membuktikan seberapa besar iman dan cinta kita kepadaNya.
Allah menguji cinta kita dari seberapa besar kemauan kt utk berkorban dg harta kita hingga seberapa besar kerelaan kita untuk mengorbankan nyawa kita... tujaahiduuna bi amwalikum wa anfusikum (As sof :11)

Dan adakah kita termasuk org2 yg lolos dari ujiannya...


Diceritakan Mbak Barid Baroroh

Sunday, June 5, 2016

Tips Lancar Jalani Puasa


Oleh : PAPD I (Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam)

Dari dr. Edy Rizal Wahyudi, SpPD, KGer, FINASIM dari Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, memberikan Tips lancar Jalani Shaum/Puasa secara umum untuk seorang berusia lanjut dan juga semua kalangan.
Mudah2an bisa bermanfaat.
1.    Saat Sahur usahakan untuk membatasi asupan teh dan kopi  Pasalnya, dua asupan tsb membuat metabolisme berjalan cepat. Sehingga cepat mendatangkan rasa haus meski tak terdehidrasi.

2.    Sangat dianjurkan mengonsumsi makanan yang lambat dicerna dan memiliki serat yang tinggi Contohnya gandum, padi-padian, kacang-kacangan, biji-bijian, nasi merah.

3.    Saat Tajjil/Awal berbuka puasa dianjurkan untuk mengonsumsi Kurma* karena mengandung gula serat, karbohidrat, kalium dan magnesium. Dengan kurma, kebutuhan nutrisi tubuh yang hilang selama puasa perlahan dipenuhi.

4.    Mengonsumsi pisang saat Ifthor/berbuka sangat baik bagi tubuh Anda, sebab pisang merupakan sumber kalium, magnesium dan karbohidrat.

5.    Batasi makanan yang digoreng saat berbuka, karena dapat meningkatkan sel-sel lemak dalam tubuh. Hal ini karena seorang yang sudah di usia lanjut cenderung memiliki keluhan penyakit yang disebabkan lemak, seperti penyakit jantung, cc koroner dan hipertensi.

6.    Batasi makanan yang lebih cepat dicerna, seperti gula. Hal ini bisa cepat mendatangkan rasa haus ditengah Anda menjalani puasa nantinya.

7.    Konsumsi Air atau jus buah antara berbuka puasa dan sebelum tidur. Hal ini bertujuan untuk menyediakan kebutuhan cairan dalam tubuh untuk Anda lancar beraktivitas esok harinya.

8.    Hindari terlalu banyak minum Es, karena memudahkan Anda kenyang. Dimana asupan makanan gizi yang lengkap akan menurun karena tak bisa masuk dalam tubuh.

Selamat menunaikan ibadah Shaum dan ibadah lainnya di bulan Suci  Ramadhan.... Semoga diberi kelancaran, kesehatan dan khusyu' serta ikhlas menjalankannya, Bertambah Iman Ilmu Amal yg diRidhoi Alloh ... Aamiin